Saturday, December 08, 2012
Scholarship for teacher
Saya menuliskan beberapa beasiswa ke luar negeri untuk guru. Saat ini ada beasiswa untuk training guru ke Jepang selama 1,5 tahun telah dibuka.
Selain itu ada beasiswa short course untuk guru khusus bahasa Inggris (saya lupa namanya) dan untuk guru bidang studi IPA, IPS dan bahasa Inggris dari Fullbright.
Masih ada beasiswa training dari stuned dan nfp untuk short course dan training guru.
Berarti beasiswa untuk guru ada:
1. Training dari Jepang selama 1,5 tahun (non degree), deadline sekitar pertengahan atau akhir Januari (sekarang 25 Januari 2013). Pendaftaran dibuka dari 19 November, website http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_tt.html
2. ILEP program untuk guru bahasa Inggris, IPA dan IPS selama 1 semester, deadline 15 Maret, website aminef.or.id
3. TEA program untuk guru bahasa Inggris selama 9 bulan, deadline sekitar maret-april, website aminef.or.id
4. STUNED dan NFP adalah beasiswa dari Belanda untuk program master, doktor, short course sesuai dengan list jurusan yang ada di persyaratan STUNED dan NFP. beasiswa ini bisa diperoleh oleh guru juga, karena ada program pendidikan dalam list STUNED dan NFP. deadline untuk master dan doktor : februari dan maret tergantung jadwal masing-masing list program master. short course: februari, maret dan oktober. website www.nesoindonesia.or.id. Perlu diingat bahwa beasiswa STUNED dan NFP mensyaratkan pelamar harus sudah menerima 'letter of acceptance' dari universitas di Belanda
5. beasiswa fullbright untuk master pendidikan juga ada, deadline sekitar maret-april.
6. beasiswa ADS juga menawarkan program master dan doktor bidang pendidikan, deadline agustus, website australiaawardsindo.or.id
7. beasiswa ALA menawarkan beasiswa program master dan doktor, hanya beasiswa ini meminta syarat bahawa pelamar harus sudah menerima 'letter of acceptance' dari universitas australia. website www.ausaid.gov.au, deadline sekitar agustus
8. beasiswa PRESTASI, dengan website prestasi-iief.org menawarkan program master dan doktor, deadline sekitar Januari.
Umumnya beasiswa master dan doktor meminta pelamar untuk memiliki toefl, ielts dengan nilai minimal TOEFL IBT 80 atau IELTS 6.
sedangkan untuk training ke Jepang tidak meminta nilai TOEFL dan IELTS.
Beasiswa ILEP mensyaratkan nilai TOEFL ITP 500.
Beasiswa STUNED,NFP dan ALA mensyaratkan pelamar sudah memperoleh letter of acceptance dari universitas yang dituju, yang ternyata apabila dicek beberapa universitas di Australia dan Belanda mensyaratkan IELTS 6.5 dan TOEFL IBT 92, diatas nilai minimal yang disyaratkan oleh STUNED, NFP dan ALA yang nilai minimal IELTS 6 atau TOEFL IBT 80.
Perhatikan pula bahwa TOEFL IBT berbeda dengan TOEFL ITP. biaya yang dikeluarkan TOEFL IBT (US$ 175) lebih mahal dibandingkan dengan TOEFL ITP (250-300 ribu).
Semua universitas di luar negeri TIDAK MENERIMA TOEFL ITP, karena TOEFL IBT yang berlaku internasional bukan TOEFL ITP.
biaya untuk IELTS adalah US$195.
Saran saya untuk mengikuti test IELTS dan TOEFL IBT harus dipersiapkan dengan baik, agar tidak sia-sia.
Persiapkan diri dengan baik dalam melamar beasiswa, pelajari persyaratannya dan tampilkan hal yang unik, spesifik dalam proposal lamaran anda.
Jadilah diri anda sendiri saat proses interview, tidak perlu gugup atau kurang percaya diri saat anda mengobrol dengan pelamar yang lainnya, karena saya yakin apabila anda dipanggil untuk proses interview beasiswa, berarti anda memang mampu.
Anda akan menemui beberapa orang pelamar yang sangat percaya diri, tapi jujur saja, kadang-kadang proposal yang mereka ajukan sama dengan pelamar yang lain atau kurang spesifik dibandingkan proposal anda.
Saya berharap guru-guru yang sudah memiliki pengalaman ke luar negeri menambah kemampuannya dalam proses belajar dan mengajar serta mendidik anak-anak Indonesia serta bisa berbagi pengalaman dengan teman-temannya.
Saya yakin meski ke luar negeri, guru-guru Indonesia mampu memilah mana yang lebih baik untuk diterapkan ke Indonesia, karena budaya lokal di Indonesia sangat bagus dalam mendidik anak-anak bangsa, hanya aplikasinya yang kurang.
Saya percaya guru-guru di Indonesia berjuang dan berpikir untuk mendidik dengan baik anak-anak Indonesia.
Saya meminjam istilah Bu Sri, sahabat saya,'Didiklah murid seperti mendidik anak sendiri'.
Saya setuju sekali Bu, karena dengan menganggap anak murid seperti anak sendiri, membuat kita sebagi guru selalu berbuat yang terbaik.
kita tidak ingin anak sendiri menjadi orang yang tidak mampu, kan?
esok, suatu saat nanti saya akan dipimpin oleh anak-anak yang sekarang sedang sekolah, sehingga mendidik murid dengan baik sebenarnya kita menyiapkan pemimpin yang memimpin kita dengan bijak dan adil.
Dulu, ibu saya mengingatkan saya untuk belajar dari murid saya, yang belajar tidak hanya murid tapi guru juga belajar.
Saat guru dan murid sama-sama belajar untuk mencapai tujuan yang sama yaitu memeperoleh pengetahuan dan berbagi pengetahuan, maka saat itu kita telah bekerjasama dengan baik dan tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
Saya selalu menantikan apa hal baru yang akan saya peroleh setiap saya mengajar.
Pergi ke luar negeri untuk training, juga demi murid-murid saya, agar mereka memeperoleh hal-hal baru.
Memeperoleh beasiswa ke luar negeri bagi guru adalah menimba ilmu baru, sekaligus refresh untuk melihat sisi lain dari pendidikan di luar negeri atau malah untuk melihat betapa beruntungnya kita menjadi seorang guru.
Selamat berjuang bagi guru-guru.
Tulisan ini saya buat dalam rangka guru yang jatuh dalam bulan November kemarin, meskipun terlambat, saya harap dapat membantu guru-guru lain dalam memperoleh beasiswa.
Subscribe to:
Posts (Atom)